PALANGKA RAYA - Berbagai kalangan Akademisi dan Tokoh Kalimantan Tengah (Kalteng) telah lama mengingatkan bahwa sumber daya alam tak terbaharui seperti tambang dan logging yang dimiliki provinsi yang dijuluki Bumi Pancasila, Bumi Tambun Bungai akan segera habis. Sehingga tidak dapat menjadi andalan pembangunan ke depannya. Oleh karena itu, Kalimantan Tengah harus segera mengembangkan sektor - sektor yang dapat diperbaharui dan terbarukan serta berkelanjutan sebagai masa depan daerah ini.
"Industri minyak sawit dapat menjadi salah satu penopang masa depan Kalimantan Tengah. Berdasarkan data Kantor Badan Statistik Kalimantan Tengah tahun 2022, luas lahan sawit sebesar 2 juta hektar dengan produksi 7, 2 juta ton CPO menduduki peringkat ke 2 Nasional atau 16 persen dari produksi Nasional ( Produksi CPO Nasional sebesar 45, 1 juta ton ), " kata Rawing Rambang.
Disampaikan nya juga, pengembangan sawit di Kalimantan Tengah. Diawali tahun 1990 - an, sehingga pengembangan sawit di Kalimantan Tengah telah melewati tiga puluhan tahun, serta ada beberapa tanaman sawit yang perlu diremajakan kembali.
"Sangat tidak berlebihan apabila Kalimantan Tengah suatu saat bisa menjadi sentra utama industri sawit nasional, mengingat masih banyak lahan - lahan kristis yang bisa dimanfaatkan untuk pengembangan sawit, terutama lahan - lahan bekas tambang, " papar Rawing yang juga saat ini sebagai Bacaleg dari Partai PAN Dapil 2 Kotim dan Seruyan.
Diungkapkannya kembali, Potensi Industri minyak sawit yang berasal dari perkebunan sawit dan industri hilirnya menghasilkan bahan pangan (oleofood), biomaterial (ratusan produk), bioenergi (biodiesel, biopremium, biogas, bioavtur, biolistrik) dan jasa lingkungan (penyerapan karbondioksida, penghasil oksigen, peningkatan biomas lahan, konservasi tanah dan air). Sehingga dengan mengembangkan industri minyak sawit di Kalimantan Tengah berarti mempersiapkan masa depan yang lebih baik daripada masa sebelumnya.
Hal itu menurutnya berdasarkan pengalaman daerah - daerah yang lebih dahulu mengembangkan industri minyak sawit dan termasuk pengalaman Kalimantan Tengah, kontribusi industri sawit bagi penciptaan kesempatan kerja, percepatan ekonomi daerah, pengurangan kemiskinan, dan lain-lain cukup besar. Ini juga telah memperoleh pengakuan baik dari berbagai peneliti maupun lembaga-lembaga internasional.
"Tentu saja, Kalimantan Tengah tidak hanya sekadar menjadi sentra industri minyak sawit nasional saja. Kita ingin Kalimantan Tengah menjadi sentra industri minyak sawit yang berkelanjutan, hijau dan inklusif baik secara sosial, ekonomi dan lingkungan, " ungkapnya.
Memiliki nama lengkap Dr. Ir Rawing Rambang, MP, mantan Kadis Perkebunan Provinsi Kalteng dua periode Gubernur, Agustin Teras Narang, SH dan H Sugianto Sabran. Saat ini sebagai Ketua Lembaga Minyak Pambelum dan Pengamat Tenaga Kerja Sektor Perkebunan.
Sejalan dengan kebijakan Pemerintah Provinsi Kalteng yang menjadikan Kalimantan Tengah sebagai ekonomi hijau (green economy). Demikian juga dalam konteks kerjasama dengan masyarakat Global , Kalimantan Tengah ditargetkan menjadi zona industri minyak sawit hijau (green palm oil zone).
"Untuk mencapai hal tersebut tentu butuh waktu melakukan perbaikan terus menerus dan berkelanjutan, " sebutnya.
Proses pencapaian tersebut akan dimungkinkan berjalan lebih cepat sekiranya para pelaku sawit di Kalimantan Tengah memiliki pandangan, langkah, serta gerakan yang sinergi, sehingga peran Pemerintah Daerah dalam melakukan pembinaan dan pengawasan progress kegiatan dapat berjalan lebih terarah dan komprehensif.
"Bagaimana potensi perkembangan industri minyak sawit Kalimantan Tengah sampai saat ini dan menuju ke depan, " tutup Pengamat Perkebunan Kelapa Sawit ini.
Sumber : Dr Ir Rawing Rambang, MP
Pekerjaan:
1. Pengamat Perkebunan Kelapa Sawit.
2. Mantan Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Tengah dua periode Gubernur.
3. Bacaleg PAN Dapil 2 Kotim & Seruyan.