PALANGKA RAYA - Kerukunan umat beragama di Bumi Tambun Bungai Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), sangatlah terjaga baik dari zaman dahulu. Dan hal itu juga seperti Falsafah Huma Betang merupakan salah satu kekayaan intelektual lokal asli Suku Dayak di Kalimantan Tengah yang terinspirasi dari rumah adat.
Falsafah Huma Betang memiliki nilai luhur seperti kesetaraan sesama manusia, kebersamaan, kekeluargaan/ persaudaraan, persatuan dan taat pada hukum.
Yuandrias., DIPL, PSC, MA, merupakan sosok tokoh masyarakat adat Dayak Katingan, Kalteng. Purnawirawan TNI AD dari anggota Komando Pasukan Khusus (Kopassus), Mabes TNI dan BAIS TNI.
Kini, menjabat sebagai Panglima Barisan Pertahanan Masyarakat Adat Dayak (BATAMAD), dengan tugas melaksanakan tugas amanat masyarakat adat Dayak, dibawah kelembagaan Dewan Adat Dayak (DAD) Kalimantan Tengah.
Pada perayaan hari besar umat Muslim tahun 2023 ini, hari raya Idulfitri, mengucapkan kepada seluruh umat Muslim di Kalimantan Tengah khususnya, dan Indonesia umumnya.
Mewakili segenap pengurus DAD Kalteng, BATAMAD Kalteng dan BATAMAD seluruh kabupaten di Kalimantan Tengah.
"Selamat Merayakan Hari Raya Idulfitri 1 Syawal 1444 Hijriyah, mohon maaf Lahir dan Bathin. Semoga kita selalu diberikan kesehatan oleh yang Maha Kuasa, " kata Panglima BATAMAD Kalimantan Tengah.
Yuandrias juga berpesan kepada seluruh masyarakat adat Dayak, agar meningkatkan kembali tali silatuhrami yang selama ini terjalin baik di Kalimantan Tengah.
Walaupun sempat terputus selama tiga tahun oleh Pandemi Covid - 19 melanda Indonesia. Memporak - porandakan kehidupan sosial masyarakat adat Kalimantan Tengah saat itu.
Dikatakannya, saatnya kini bangkit kembali, dengan semangat Isen Mulang (Pantang Mundur) dalam membangun daerah Kalimantan Tengah, dengan karya - karya terbaik.
"Semangat Isen Mulang, kita bangun Kalteng sebagai penyagah Ibu Kota Negara RI, " Kata Yuandrias menegaskan.
Harapannya, bagaimana masyarakat adat Dayak nantinya bisa sejahtera, dengan kehadiran IKN di Panajam, Kalimantan Timur. Jangan sampai masyarakat Dayak jadi penonton di tanahnya sendiri.